Cinta
merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup
ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu
sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman
memperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik
beratkan pada perasaan dan cerita romantika.
Dari jaman
dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak
dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk
diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia
yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil
Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah
sebuah kemisterian”. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bias di
pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta
itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan cinta.
Kendati
pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan
bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta
itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana
bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa
menggapainya.
Begitupun
dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta
dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul
makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas
dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi,
cerita yang tidak pernah ada akhirnya.
Pengertian Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai
pengertian cinta kasih, yaitu :
- Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung
arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai.
Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
- Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
- Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
- Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
Macam-macam Cinta
Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika
cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini.
Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia,
tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh
dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan
anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita
dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
- Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan
menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi
dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala
sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan
diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini,
kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan
berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan
keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau
mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi
dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan
kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat
terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan
baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.”
(QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang
menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang
terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan
kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau
kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh
karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada
dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta
pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat
kebajikan pada mereka.
2. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan
penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak
harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena
itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya
sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan
dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya
dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung
memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan
dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala
itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah
terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang
lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan
masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan
dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan
dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu
fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari
cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu
terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang
ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan
naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat
bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,
kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia
meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an
diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak
jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas
kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil
anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil – : “Hai
..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama
orang-orang yang kafir.” (QS,
Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak
dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan
pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan
mereka sndiri.
6. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang
paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih
sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas
seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong
yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang
lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha
penyayang” (QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia
kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan
lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada
sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus
Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua
setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
8.Cinta
Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan
dorongan seksual (sifat membirahikan) ini merupakan sifat eksklusif (khusus)
yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan
nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika
didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam
melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika
tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga
yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias
berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga
perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan
timbul rasa kasih sayang karena yang
ada hanya nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut
kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan
sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga
kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu
disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan
keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam
suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak
terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya.
Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan
perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu
terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih
dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
- Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus
dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri
terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi-
wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
1 .Cara mewujudkan cinta pada sesama
manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan
yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja
bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan
penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang
menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah
International (1863).
2. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila dilandasi
dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma
yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah
di ikat pernikahan di dasari percintaan.
3. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi
kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak dikandung,
melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan
doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari
segala kesusahan.
4. Cara mewujudkan cinta kebapakan
Dapat dilakukan dengan dilandasi
rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah,
memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya.
5. Cara mewujudkan cinta kepada
Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi
cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah
yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan
yang sudah di tentukan Nya.
6. Cara mewujudkan cinta kepada
Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan
mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig,
amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.