KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Disusun Oleh:
·
AMALIA
ZATI A. (50415608)
·
HETY
NURBAETI (57415468)
·
LARAS
NISRINA W. (53415786)
·
NUR AIDA
DWIYANTI (55415162)
·
TAMIMAH
ZULAFA N A (56415804)
Kelas 1IA04
Fakultas
Teknologi Industri
Jurusan
Teknik Informatika
Universitas
Gunadarma
Tahun Ajaran :
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya lah sehinggga kami bisa menyelesaikan tugas paper dengan judul “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam
Kesusastraan” ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Seiring
dengan terselesaikannya tugas paper ini, maka kami selaku penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
partisipasinya dalam bentuk apapun dalam proses penyusunan paper ini.
Semoga paper ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Gunadarma. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi materi maupun tata bahasa dalam paper ini.
Oleh karena itu dengan kami menerima segala saran dan kritik dari dosen maupun
pembaca lain agar kami dapat memperbaiki paper ini.
Depok, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................................................ 1
Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
Pendekatan
Kesusastraan....................................................................................................... 2
Ilmu Budaya Dasar Dihubungkan dengan Prosa..................................................................... 4
Nilai-nilai dalam prosa fiksi.................................................................................................... 5
Ilmu Budaya Dasar Dihubungkan dengan Puisi.................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar
Belakang
Keutuhan
manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan
meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai
salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara
budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif,
maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu
mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-olah kita memasuki suatu alam
rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang nampaknya rupa
seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni
rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.
I.2.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah pendekatan kesustraan
itu?
2.
Apa saja ilmu budaya dasar yang
dihubungkan dengan prosa?
3.
Bagaimana nilai-nilai dalam pola
fisik?
4.
Apa saja ilmu budaya dasar yang
dihubungkan dengan puisi?
I.3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari karya ilmiah ini
adalah bagaimana mahasiswa dapat memahami dan menegerti tentang konsepsi ilmu
budaya dasar dalam kesussatraan.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
II.
II.1. Pendekatan Kesusastraan
A. Pengertian sastra
Secara
etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata
sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang
berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk..Secara harfiah kata sastra berarti
huruf, tulisan atau karangan. Kata sastra ini kemudian diberi imbuhan su- (dari
bahasa Jawa) yang berarti baik atau indah, yakni baik isinya dan indah
bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga
menjadi kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku yang baik
isinya dan indah bahasanya.Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas,
dapat juga dikemukakan batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan
yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu
bukan hanya sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang.
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan
yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan
aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra
dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di
masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar
menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan sastra
menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).
Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus
merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan
jauhdari dunia ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai
kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum
formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan
kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan
Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
1. Segala sesuatu yang tertulis
2. Segala sesuatu yang tertulis
dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi
maupun bentuk kesusastraannya
3. Sebagai karya seni yang
imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan
bermediumkan bahasa.
B.
Pengertian Seni
Dalam
bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk
yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan,
yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik.
Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah
buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang
sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan
tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan
seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian
itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di
Barat pada masa lampau.
Dalam
bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes,
dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan
kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang
yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada
di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan
cilpa.
Ars
inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’art (Perancis),
elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun
berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di
Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan die
Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata yang lain
walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die
Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada
asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang
diangkat untuk istilah kegiatan itu).
Dari
dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan
karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya
sastra dapat memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang
sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra,
masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan
menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka
sendiri.
Sastra
dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir
dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya
kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra
mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain
melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat
modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat
memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan
emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra
tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada
sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan
perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.
C.
Hubungan Antara Sastra, Seni Dengan Ilmu Budaya Dasar
Masalah
sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi
– materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra
dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar
belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan masalah sebagai berikut :
1. kenyataan bahwa bangsa
indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai
aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan,
dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang
berlangsung dan terus menerus menimbulkan
dampak positif dan negatif berupa terjadinya
perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental
manusiapun terkena pengaruhnya .
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata
nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya .
I.
II.
II.1.
II.2.
Ilmu Budaya Dasar Yang
Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa berasal dari
bahasa latin "prosa" yang artinya "terus terang", yang
merupakan karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang
tidak terikat rima dan irama. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.
Jenis-jenis prosa ;
1. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak
masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil
dan Buaya
2. Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.
3. Novel
Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas
problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
4. Biografi
Biografi adalah riwayat yang ditulis oleh orang lain.
5. Esai
Esai merupakan karangan yang berisi ujaran populer dan dengan pola
penyajian yang bersifat santai. Ulasan-ulasannya bersifat pribadi, akrab, dan
asyik dibaca layaknya obrolan biasa.
6. Kritik
Kritik merupakan tanggapan atau pertimbangan atas baik buruknya
suatu karya (puisi, cerepn, drama, dsb). Kritik biasanya disertai dengan
analisis dan kesimpulan-kesimpulan.
7. Artikel
Artikel adalah karya tulis lengkap yang dimuat di Koran, majalah,
atau internet.
Komponen dalam prosa lama ;
1. Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas
empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap
baris terdiri atas empat perkataan.
2. Gurindam adalah puisi Melayu lama yang terdiri
dari dua larik (baris), mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu
kesatuan yang utuh.
3. Mantera adalah merupakan satu daripada genra
puisi Melayu tradisional yang diwarisi sejak zaman primitif, prasejarah,
animisme.
4. Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun
karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6
baris hingga 20 baris).
5. Sage merupakan cerita lama yang berhubungan
dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan
keajaiban seseorang.
Komponen dalam prosa baru ;
1. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis
dan naratif, biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal
dari bahasa italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong
berita".
2. Biografi adalah kisah atau keterangan tentang
kehidupan seseorang. Sebuah
biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau
mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang
perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.
3. Cerpen adalah cerita yang berbentuk naratif. Jadi
cerpen bukan argumentasi atau
analisa atau deskripsi.
4. Drama adalah satu bentuk karya sastra yang
memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa
yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
5. Soneta adalah salah satu bentuk sastra baru yang
berasal dari Italia. Soneta masuk
ke dalam sastra Indonesia baru.
II.
II.1.
II.2.
II.3.
Nilai-nilai Dalam Prosa
Fiksi
Prosa
fiksi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa
yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang
tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan
sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh
karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan tnembenkan penghargaan terhadap karya
prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang
berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu.
Nilai-nilai dalam prosa fiksi :
1. Nilai penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya
pada tahap ini adalah misahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri
acara deklamasi, dan sebagainya.
2. Nilai penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara
lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan
pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.
3. Nilai pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti
dan menganalisis unsur intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta
berusaha menyimpulkannya.
4. Nilai penghayatan. Tindakan operasionalnya
adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna
suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat
berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Nilai penerapan. Tindakan operasionalnya adalah
mclahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi
dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial,
politik, dan budaya.
Contoh Karya Sastra:
1. Mahabarata dan Ramayana
2. Siti Nurbaya
3. Salah Asuhan
4. Sengsara Membawa Nikmat
Contoh Prosa:
- Contoh novel :Ave Maria oleh Idrus, Keluarga
Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer,
Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
- Contoh cerpen :Radio Masyarakat oleh Rosihan
Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang
Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
- Contoh biografi :Soeharto Anak Desa, Prof. Dr.
B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
II.4.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan
Dengan Puisi
Puisi termasuk seni
sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur dari
kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan
manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, nyang secara
padu dan utuh di padatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan
atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam
membangun puisinya dengan menggunakan:
·
Figura bahasa, seperti gaya
personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
·
Kata-kata yang ambiquitas, yaitu
kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
·
Kata-kata yang berjiwa, yaitu
kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman
jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
·
Kata-kata yang konotatif, yaitu
kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi
tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di
lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian
yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :
·
Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia.
·
Puisi dan keinsyafan/kesadaran
individual.
·
Puisi dan keinsyafan sosial.
Macam-macam puisi dibedakan berdasarkan zaman:
Puisi baru : Puisi yang muncul karena pengaruh
sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam penggunaan rima,
pilihan kata, serta irama.
Puisi Lama : Puisi yang mengikuti ketentuan umum
pada puisi seperti, rima, irama, dan baris.
Jenis puisi lama :
·
Mantra
·
Karmina (Pantun singkat)
·
Talibun
·
Syair
·
Gurindam
Puisi Modern : Puisi bebas yang muncul pada tahun awal
kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi ini tidak mengutamakan
bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan makna dari puisi tersebut.
Kepuitisan atau keartistikan puisi dapat
dibangun menggunakan :
·
Figura Bahasa (personifikasi,
hiperbola, metafora, dll)
·
Kata - kata ambigu
·
Kata-kata yang mengandung perasaan
dan pengalaman penyair
·
Kata - kata konotatif
·
Pengulangan untuk mengintensifkan
hal yang dilukiskan
Contoh Puisi :
Lagu Siul - Chairil Anwar
Laron pada mati
Terbakar di sumbu lampu
Aku juga menemu
Ajal di cerlang caya matamu
Heran! ini badan yang selama berjaga
Habis hangus di api matamu
'Ku layak tidak tahu saja
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnalapapun.blogspot.com/2014/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_13.html